Pertemuan Pertama
Siang itu saya mengikuti perkuliahan seperti biasa. Ya, seperti biasa. Ada dosen, ada teman teman dalm satu kelas. Senua tampak biasa, tak ada yang lebih. Paling paling hanya Bapak Naim yang tampak baru kali ini. Memang wajar, karena baru pertama ini saya diberi materi oleh beliau.
Waktu itu, beliau menyuruh kepada kami sekelas untuk menulis. Terserah apa yang ditulsi, ya pokoknya menulis. Saya merasa ini juga hal biasa, dimana seorang dosen menyuruh muridnya para mahasiswa untuk menulis. Nah, sampai disitu beliau menekankan akan pentingnya menulis. Kalau saat ini, sebuah hal yang biasa jika saya belum yakin benar akan pentingnya menulis. Kalau boleh jujur, tulisan inipun ada dan saya tulis karena memang ada unsur paksaan dari saya sendiri, dan paksaan dari diri saya itu sendiri muncul karena adanya tugas dari bapak Naim. Dan yang terkhir beliau bpak Naim menyuruh kami karena kehandak Tuhan. Hhehe entah itu benar atau salah.
Setelah saya menulis sampai kalimat ini, saya merasa telah habis ide ide dari otak saya yang perlu saya sampaikan pada tulisan ini. Saya ucapkan banyak terimakasih kepada para pembaca tulisan ini. Kalaupun tidak ada satu orangpun yang membaca tulisan ini, rasa terimakash ini akan saya aturkan pada diri saya sendiri. Terimakasih. Salam santun dari keruhnya satu sisi dunia.