Kejujuran: The Beginning of Self Correction


 KEJUJURAN

The Beginning of Self Correction


    


    Mungkin kita sering mengenal atau mengetahui tentang makna kejujuran dan banyak sekali orang-orang disekitar kita ini sangat menganjurkan untuk berbuat jujur. Ada salah satu ungkapan yang sering saya dengar tentang jujur adalah "berkatalah jujur, walaupun itu pahit". Dari ungkapan ini, kita semua tahu, betapa penting kita dalam menjalani kompleksitas perjalanan kehidupan ini untuk selalu memegang teguh nilai-nilai kejujuran, bahkan dari kejujuran itu sebatas perkiraan kita di tahap selanjutnya akan memposisikan kita pada posisi yang kurang bahkan tidak meng-enakkan bagi kita.

    Bagi saya sendiri, istilah "jujur" adalah dimana seluruh piranti tubuh kita, baik itu dalam wujud berekspresi keluar atau kedalam (dengan diri sendiri), itu ada yang namanya kecocokan sikap. Soal kecocokan sikap ini, berarti dari sekian piranti yang terlibat dalam pemunculan sebuah ekspresi, itu sama. Sesekali dalam perdialogkan dengan orang-orang disekitar saya atau dengan diri sendiri ini, saya sering mengutarakan ungkapan "wah, beruntung sekali mereka-mereka yang hati, pikiran, dan lisan itu bisa sama". Mau tidak mau, ya memang persoalan kejujuran ini mempunyai tempat tertinggi dalam tatanan idealitas pribadi saya. 

    Memang jujur itu adalah sebuah perilaku bersikap, tapi perilaku ini bukankah hasil dari pemrosesan internal diri kita?. Entah itu lebih pada pendekatan cara berfikir atau lebih kepada pendekatan dari menejerial hati. 

    Kenapa pada judul tulisan ini ada kaitannya dengan self correction?

    Akhir-akhir ini, ketika saya mencari sebuh informasi lebih, terkait AI, ada salah satu hal yang membuat saya ini cukup tersinggung. Bagaimana tidak, dengan sekian banyak kelebihan yang dimiliki AI (terlepas kekurangan-kekuranganya), AI telah memberikan kesadaran bagi saya tentang keunikan-keunikan manusia itu sendiri. Salah satunya, soal bagaiman mengolah informasi dan memeberikan respon spesifik dari informasi itu sendiri. Dalam sebuah tulisan disebutkan, bahwasanya AI itu mempunyai kemampuan untuk learning, reasoning, dan self correction. Memang 3 hal ini manusia zaman sekarang secara alamiah memang sudah terbekali sejak awal menginjakkan kaki di dunia. Namun, tingkat kesadarannya yang menjadikan berbeda-berbeda dalam mengasah kemampun-kemampuan ini. Padahal, diujung perkembangan kemajuan zaman saat ini, telah ada produk pembuktian betapa mengerikannya kemampuan ini untuk terus diasah, salah satunya AI ini. Dan Self correction inipun juga menjadi hal yang penting dalam rangka bagaimana kita ini bisa terus berkembang ke tingkat yang lebih baik lagi. 

    Kenapa jujur menjadi awal dari proses self correctoin?

    Dalam proses self correction, terlebih dulu perlu adanya sebuah penataan cara untuk melakukan self correction. Merapikan cara untuk self correction ini penting, karena sangat mempengaruhi hasil daripada proses self correction itu sendiri. Dan hasil yang benar dari sebuah proses self correctin ini mengarahkan kepada step selanjutnya yang tidak ada utang-piutang kecelakaan sejarah self correction. Nah, begitupun sebaliknya, ketika salah dalam merapikan cara untuk melakukan self correction, itu menjadikan kita ini salah dalam menentukan hasil dari sebuah proses self correction. Dan kesalahan ini, kalau kita tidak sesegera mungkin kita benahi dan kita tidak mau melalui jalur kejujuran, yaaa selebihnya jangan berharap lebih soal hasil-hasil yang lebih baik.

    Keterlibatan kejujuran menjadi wasilah penting dalam keseuksesan proses self correction. Ketidak berhasilan dalam bersabat dengan kejujuran, menjadikan self correction ini hanya sebatas istilah saja. Tidak lebih. 

    Jujur ini mempunyai nilai tersendiri. Nilai yang memberikan banyak menu-menu pilihan cerah dimasa mendatang. Tetapi dalam banyak catatan sejarah, sebuah hasil yang ideal tentu selalu ada saja rintangannya. Tinggal bagaiman cara padang dalam memaknai rintangan ini. Kita memilih untuk menghadapi dan menikmati rintangan demi rintangan ini dengan enjoy atau kita memilih untuk memenuhi diri kita ini dengan angan-angan bualan saja.


    Selamat bersahabat dengan Kejujuran.

1 komentar:

what your opinion?

SYAHDAN

    Pada tempat yang sunyi , senyap , disekitar macam-macam gunung diluar Mekah timbullah berkali-kali persoalan. Lagit Arabia tiada dili...