Era Gemilang Sains yang Terlupakan
Part 6
“Meredupnya Cahaya Keilmuwan Islam”
Telah
ada beberapa pemikiran ataupun spekulasi mengenai sebab berkurangnya
pengedepanan sains dan teknologi semenjak berakhirnya zaman Abbasid di tahun
1258 M. Pertama mungkin sangat masuk akal yaitu serangan yang spektakuler yang
dilakukan oleh Hulagu Khan terhadap Baghdad di tahun 1258 M, dengan hancurnya
dokumentasi ilmu pengetahuan yang banyak sekali, yang sudah terakumulasi dari
zaman Yunani ribuan tahun sebelumnya, zaman romawi ratusan tahun sebelumnya.
Kedua,
yang mungkin saja sebagai alasan itu adalah kritik terhadap ilmu pengetahuan
sains Aristotelian yang menyebabkan berkurangnya Intellectual Curiosity.
Ketiga,
mungkin saja berkurangnya peran Timur Tengah sebagai peran penting dari Rute
Sutra atau Silk Route semenjak pihak-pihak Eropa menemukan jalur maritim
yang baru menuju Asia semenjak abad ke-15.
Keempat,
mungkin saja semenjak ditemukannya Printing press atau mesin cetak di
Eropa di abad ke-15, ini yang membuahkan episode dimana Eropa itu lebih cepat
melakukan pencatatan dan produksi masal untuk karya-karya tulisan mereka yang
bisa diberdayakan untuk kepentingan menyebarkan ilmu pengetahuan untuk
komunitas mereka.
Tapi,
mungkin yang penting untuk diketahui kita semua adalah keterbukaan manusia
terhadap ilmu pengetahuan dari manapunmerupakan atribut penting untuk kemajuan
suatu bangsa. Agar bisa menjadi bangsa yang maju, Indonesia tentunya ini perlu
mencatat, sebagai negara muslim terbesar di dunia, tentunya kental dengan
moderasi, keterbukaan, toleransi, dan kebersamaan. Bukan tidak mungkin untuk
Indonesia untuk berperan besar sekali untuk pengedepanan sains teknologi ke
depan.
Pengetahuan adalah penawar kemunduran. Tanpa akses
ke ilmu-ilmu yang ditemukan maupun diterjemahkan oleh para ilmuwan di zaman
kejayaan Islam, dunia tidak akan menjadi seperti sekarang.
Keterbukaan adalah awal dari kemajuan. Istilah
“Ilmuwan zaman kejayaan Islam” disini mewakili tidak hanya mereka yang beragama
Islam, tetapi juga para ilmuwan dari semua bangsa dan agama yang hidup dan
bekerja di bawah kepemerintahan Islam. Seperti kata pepatah “Tuntutlah ilmu
walau sampai ke negeri China.
-Narasi ini dibuat bukan dengan maksud mengunggulkan,
memojokkan, apalagi mengucilkan kelompok agama manapun, tapi justru sebagai
refleksi tentang suatu zaman dimana pengedepanan akal dan logika, serta
toleransi dan keterbukaan dapat berjalan beriringan dengan ketaqwaan. Karena bagaimanapun,
sains adalah upaya kolektif seluruh umat manusia-.
👍🏻👍🏻
BalasHapus